Selasa, 07 Juni 2011

soal dan jawaban IPA SMP

1. Apa yang dimaksud dengan Tata Surya?
    Jawab : Tata Surya adalah susunan Matahari dan benda-benda langit yang mengelilinginya

2. Teori ini menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat tata surya dimana semua benda langit , termasuk Bumi bergerak mengelilingi Matahari disebut ...
   Jawab : Teori Heliosentris

3. Teori ini menyatakan bahwa Bumi adalah pusat tata surya , sedangkan benda-benda langit lainnya , termasuk Matahari bergerak mengelilingi Bumi disebut ...
   Jawab : Teori Geosentris

4. Apa yang dimaksud dengan galaksi ?
    Jawab : Galaksi adalah benda-benda langit saling mengikat dan bergerak secara teratur membentuk kelompok raksasa

5. Sekelompok bintang dalam galaksi yang sama dapat membentuk ...
    Jawab : Rasi Bintang

6. Apa yang dimaksud dengan Matahari ?
    Jawab : Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya

7. Apa yang dimaksud dengan Inti Matahari ?
    Jawab : Inti Matahari merupakan pusat matahari dan tempat terjadinya reaksi fusi (pembentulan energy) suhunya sekitar 14 juta Kelvin

8. Apa yang dimaksud dengan Fotosfer ?
    Jawab : Fotosfer (cakram matahari) bentuknya menyerupai piringan emas , terdiri dari gelembung-gelembung berdiameter 1.000 km , suhunya sekitar 6.000 Kelvin , ketebalannya sekitar 300 km

9. Apa yang dimaksud dengan Kromosfer ?
    Jawab   : Kromosfer (bola awan) merupakan atmosfer matahari bagian bawah yang tersusun dari gas hydrogen, suhunya sekitar 4.500 Kelvin, ketebalannya 2.000 km.

10. Apa yang dimaksud dengan Korona ?
      Jawab : Korona (mahkota) merupakan atmosfer Matahari bagian atas (luar), suhunya sekitar 1 juta Kelvin, ketebalannya sekitar 700.000 km.

11. Apa yang dimaksud dengan Gumpalan Matahari (garnula) ?
      Jawab : Gumpalan Matahari (granula) merupakan semburan api yang jika semburannya besar dan dahsyat kadang gangguan ini dapat terlihat dari permukaan Bumi.

12. Apa yang dimaksud dengan Bintik Matahari (sunspot) ?
      Jawab : Bintik Matahari (sunspot) merupakan daerah pada fotosfer yang bersuhu rendah akibat adanya gangguan magnetic yang menghalangi gas panas dari inti Matahari.
♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..

julukan kota madiun

  • Kota Brem
    • Dikarenakanan makanan Brem merupakan makanan khas Madiun yang telah dikenal masyarakat luas.
  • Kota Pecel
    • Madiun mendapat julukan kota pecel karena mempunyai makanan Nasi pecel makanan khas yang bergizi untuk kesehatan
  • Kota Sastra
    • Kota Sastra juga menjadi julukan Kota Madiun karena para pelajar di sini sangat pintar berprestasi di bidang sastra.
  • Kota Sepur (Kota Kereta Api)
    • Madiun dikenal kota sepur atau kota kereta api, hal ini dibuktikan dulu Madiun merupakan arus lalu lintas kereta api yang ramai.
  • Kota Pelajar
    • Kota Pelajar ini juga menjadi julukan kota Madiun karena banyak pelajar dari luar kota yang belajar di Kota Madiun sehingga menimbulkan kota Madiun kepadatan pelajar.
  • Kota Budaya.
    • Kota Madiun merupakan kota pewarisan budaya yaitu Budaya Pencak Silat Setia Hati.
  • Kota Gadis(Perdagangan, Pendidikan dan Industri)
    • Kota Madiun merupakan kota industri yaitu Industri Kereta Api dan Industri Gamping.

♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..

Minggu, 05 Juni 2011

♥ kartun muslimah (no face) ♥


























♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..

Jumat, 03 Juni 2011

Pesan dari… Maqomatul Hariri

Berikut ini adalah syair dari seorang pujangga terkemuka… Abu Muhammad Alqosim bin Ali al-Hariri namanya… Penulis kitab Al-Maqomat yg sangat tinggi keindahan bahasanya… Sehingga Nabi Gadungan Mirza Ghulam Ahmad sering mencomot kata-katanya…

Tahun 446 adalah tahun kelahirannya… dan tahun 517 H beliau meninggalkan dunia… banyak sekali hikmah yg terkandung di dalam syairnya… berikut adalah sebagian untaian hikmahnya…


أيا مَن يدّعي الفَـهْـمْ *** إلى كمْ يا أخا الوَهْـمْ

تُعبّي الـذّنْـبَ والـذمّ *** وتُخْطي الخَطأ الجَـمّ

Wahai orang yg mengaku memiliki pemahaman

wahai orang (yg secara tabiat) bersaudara dg kesalahan

Sampai kapan engkau terus melakukan dosa & tercelanya perbuatan!

Sampai kapan kau terus melakukan banyak kesalahan!

أمَا بانَ لـكَ الـعـيْبْ *** أمَا أنْـذرَكَ الـشّـيبْ

وما في نُصحِـهِ ريْبْ *** ولا سمْعُكَ قـدْ صـمّ

Bukankah sudah jelas keburukan yg ada padamu?!

Bukankah ubanmu telah memperingatkanmu?!

Tidaklah ada keraguan dalam nasihat & peringatannya itu

dan tidak pula tuli telingamu

أمَا نادَى بكَ الـمـوتْ *** أمَا أسْمَعَك الصّـوْتْ

أما تخشَى من الفَـوْتْ *** فتَحْـتـاطَ وتـهـتـمْ

Bukankah kematian telah memanggilmu?!

Bukankah suara (tangisan terhadap mayit) telah banyak menyerumu?!

Tidakkah kau takut akan hilangnya kesempatan?!

Sehingga membuatmu lebih hati-hati dan menaruh perhatian

فكمْ تسدَرُ في السهْـوْ *** وتختالُ من الـزهْـوْ

وتنْصَبُّ إلى الـلّـهـوْ *** كأنّ الموتَ مـا عَـمّ

Sudah berapa kali engkau acuh dalam kelalain…?!

Sombong karena baiknya keadaan…?!

Tenggelam dalam perkara yg melalaikan…?!

Seakan kematian tidak untuk semua insan

وحَـتّـام تَـجـافـيكْ *** وإبْـطـاءُ تـلافـيكْ

طِباعاً جمْعـتْ فـيكْ *** عُيوباً شمْلُها انْـضَـمّ

Sampai kapan engkau jauh dari amal kebaikan…?!

Sampai kapan engkau terus dalam penundaan…?!

Tabiat-tabiat buruk telah mengumpulkan untukmu…

Aib-aib yg terus menumpuk dan menyatu

إذا أسخَطْـتَ مـوْلاكْ *** فَما تقْلَـقُ مـنْ ذاكْ

وإنْ أخفَقَ مسـعـاكْ *** تلظّيتَ مـنَ الـهـمّ

Bila engkau membuat murka Bagindamu… engkau tidak gelisah dengan hal itu

Tapi bila gagal usaha duniamu… engkau menjadi tersiksa dg kegundahanmu

وإنْ لاحَ لكَ النّـقـشْ *** منَ الأصفَرِ تهـتَـشّ

وإن مرّ بك النّـعـشْ *** تغامَـمْـتَ ولا غـمّ

Bila tampak ukiran dinar dg warna kuningnya

Engkau menari tanda bahagia

Tapi jika lewat peti mayat di depan mata

kau tampak sedih, padahal sebenarnya kesedihan itu tiada

تُعاصي النّاصِحَ البَـرّ *** وتعْـتـاصُ وتَـزْوَرّ

وتنْقـادُ لـمَـنْ غَـرّ *** ومنْ مانَ ومـنْ نَـمّ

Terus-menerus tidak engkau patuhi setiap orang baik yg menasehatimu

Bahkan engkau benci dan lari dari nasehat itu

Sebaliknya engkau mengikuti orang yg menipu dan membohongimu

Serta menyebar namimah yg merugikanmu

وتسعى في هَوى النّفسْ *** وتحْتالُ على الفَـلْـسْ

وتنسَى ظُلمةَ الرّمـسْ *** ولا تَـذكُـرُ مـا ثَـمّ

Engkau terus berjalan dalam godaan hawa nafsu…!

Terus memburu fulus dg berbagai tipu…!

Terus melalaikan gelapnya liang lahat…!

apa yg ada di sana, tidaklah kau ingat…

ولوْ لاحظَـكَ الـحـظّ *** لما طاحَ بكَ اللّـحْـظْ

ولا كُنتَ إذا الـوَعـظْ *** جَلا الأحزانَ تغْـتَـمّ

Kalau saja engkau mendapatkan bagian taufiqNya

Niscaya engkau takkan melirik dunia

Dan tidak akan tampak kesedihan dan kegelisahan

Saat engkau mendapatkan pesan kebaikan

ستُذْري الدّمَ لا الدّمْـعْ *** إذا عايَنْتَ لا جـمْـعْ

يَقي في عَرصَةِ الجمعْ *** ولا خـالَ ولا عــمّ

Di padang makhsyar nanti

Engkau akan menangis darah dan bukan air mata lagi!

Saat kau lihat tidak ada keluarga yg melindungimu

Tidak pula saudara bapak maupun ibumu

كأني بـكَ تـنـحـطّ *** إلى اللحْدِ وتـنْـغـطّ

وقد أسلمَك الـرّهـطْ *** إلى أضيَقَ مـنْ سـمّ

Seakan aku melihat engkau tenggelam

Masuk ke liang lahat dan tertutup dalam

Sekelompok orang telah melepaskanmu terpencil

Ke tempat yg lebih sempit dari lubang yg kecil

هُناك الجسمُ مـمـدودْ *** ليستـأكِـلَـهُ الـدّودْ

إلى أن ينخَرَ الـعـودْ *** ويُمسي العظمُ قـد رمّ

Di sanalah jasad tergeletak lemah

Untuk kemudian dimakan cacing tanah

Hingga rapuh batang tubuhnya

Dan tulang belulang pun rusak pada akhirnya

ومنْ بـعْـدُ فـلا بُـدّ *** منَ العرْضِ إذا اعتُـدّ

صِراطٌ جَـسْـرُهُ مُـدّ *** على النارِ لـمَـنْ أمّ

Dan selanjutnya

Ia harus mempertanggung-jawabkan amalannya

Bila telah disiapkan siroth yg jembatannya

dibentangkan di atas neraka bagi mereka yg menujunya

فكمْ من مُرشـدٍ ضـلّ *** ومـنْ ذي عِـزةٍ ذَلّ

وكم مـن عـالِـمٍ زلّ *** وقال الخطْبُ قد طـمّ

Betapa banyak orang dulunya juru dakwah, menjadi sesat jalan

Banyak pula orang yg dulunya berpangkat, menjadi hina kedudukan

Betapa banyak orang alim yg dulunya alim, ternyata disandung kesalahan

Ia mengatakan: sekarang, telah menjadi besar semua permasalahan

فبادِرْ أيّها الـغُـمْـرْ *** لِما يحْلو بـهِ الـمُـرّ

فقد كادَ يهي العُـمـرْ *** وما أقلعْـتَ عـن ذمّ

Maka cepatlah wahai orang yg belum tahu,

Untuk melakukan kebaikan yg dapat memaniskan pahitnya sesuatu,

Karena hampir saja lemah usiamu,

Sedang engkau belum juga meninggalkan amalan tercelamu

ولا ترْكَنْ إلى الدهـرْ *** وإنْ لانَ وإن ســرّ

فتُلْفى كمـنْ اغـتَـرّ *** بأفعى تنفُـثُ الـسـمّ

Janganlah engkau terus bersandar kepada masa

Meski hidupmu menyenangkan dan berada

Hingga engkau seperti orang yg terperdaya

Oleh ular yg bisa menyemburkan bisanya (dg tiba-tiba)

وخفّضْ منْ تـراقـيكْ *** فإنّ المـوتَ لاقِـيكْ

وسارٍ فـي تـراقـيكْ *** وما ينـكُـلُ إنْ هـمّ

Janganlah angkuh dan turunkan pundakmu

Karena kematian pasti akan menjumpaimu dan menjalari pundakmu

Dan ia takkan melemah

Jika telah menentukan arah

وجانِبْ صعَرَ الـخـدّ *** إذا ساعـدَكَ الـجـدّ

وزُمّ اللـفْـظَ إنْ نـدّ *** فَما أسـعَـدَ مَـنْ زمّ

Jauhilah sikap memalingkan wajahmu

Bila engkau terbantukan oleh kebaikan nasibmu

Dan jagalah ucapan, agar tidak kelepasan

Sungguh suatu kebahagiaan, untuk orang yg bisa menjaga lisan

ونفِّسْ عن أخي البـثّ *** وصـدّقْـهُ إذا نــثّ

ورُمّ العـمَـلَ الـرثّ *** فقد أفـلـحَ مَـنْ رمّ

Bantulah saudaramu yg sedang kesusahan

Dan percayalah kepadanya saat ia mengadukan

Sempurnakanlah kurangnya amalan

Sungguh beruntung orang menyempurnakan amalan

ورِشْ مَن ريشُهُ انحصّ *** بما عمّ ومـا خـصّ

ولا تأسَ على النّقـصْ *** ولا تحرِصْ على اللَّمّ

Sandangilah mereka yg kekurangan hidupnya

Baik dg sesuatu yg banyak maupun yg sekedarnya

Jangan sedih dg kurangnya harta (karena sedekah dan amal kebaikan)

Jangan pula berambisi mengumpulkan dunia (hingga menghalangimu bersedekah kepada yg membutuhkan)

وعادِ الخُلُـقَ الـرّذْلْ *** وعوّدْ كفّـكَ الـبـذْلْ

ولا تستمِـعِ الـعـذلْ *** ونزّهْها عنِ الـضـمّ

Jadilah engkau musuh akhlak tercela

Biasakan tanganmu untuk memberi harta

Jangan dengarkan celaan

Dan jauhkan tanganmu dari belenggu kebakhilan

وزوّدْ نفسَكَ الـخـيرْ *** ودعْ ما يُعقِبُ الضّـيرْ

وهيّئ مركبَ الـسّـيرْ *** وخَفْ منْ لُـجّةِ الـيمّ

Bekalilah dirimu dg kebaikan

Tinggalkan apapun yg menyebabkan keburukan

Siapkan tunggangan bahtera untuk perjalanan

Dan takutlah dg banyaknya ombak di lautan

بِذا أُوصـيتُ يا صـاحْ *** وقد بُحتُ كمَـن بـاحْ

فطوبى لـفـتًـى راحْ *** بآدابـــيَ يأتَـــمّ

Wahai saudaraku, dg ini aku mewasiatkan

Telah ku jelaskan (kebaikan) padamu, sebagaimana orang lain melakukan

Maka beruntunglah pemuda yg pergi

Dg adab-adabku ini dan menerapkannya dalam diri

(Sumber: Kitab Syarah Maqomat Hariri, jilid 2, hal 16)
♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..

~>>..::tuk bidadari dunia::..<<~


oleh SALAM sahabat pada 01 Oktober 2010 jam 10:13


Bismillahirrohmanirrohiim.,.

 Mujahida,
Engkau laksana bulan
Engkau setitik dari cahaya TUHAN
Dan IIahi adalah cahaya diatas cahaya
Jilbabmu terurai panjang ditubuhmu
Laksana bidadari surga yang pemalu
Bibirmu basah karena air dzikir sang Ilahi
Sinar wajahmu cerminan perisai wudhumu
Diammu adalah emas,
bicaramu adalah hikmah
Langkahmu beserta sayap sang malaikat
Goresan penamu cerminan kerinduanmu pada sang pecinta
Tangismu di 1/3 malam bukti cintamu pada Sang Pecinta
Sujudmu tanda kepasrahanmu pada takdirnya
Dakwamu kan terus mengalir di bumi Allah
Engkaulah cerminan mujahidah
Engkaulah Para pejuang Allah
Tegaknya ISLAM adalah tujuanmu
Engkaulah para pencari sunnah Rasul saw
Maha suci engkau ya Allah
Jagalah ia selalu ya Allah
karena ialah sang pendakwa yang haus akan cintamu
♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..

Berjalan Di Tengah Kegelapan

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Berjalan di tengah siraman cahaya hidayah merupakan nikmat yang sangat agung. Sebaliknya, tenggelam dalam kegelapan kesesatan merupakan bencana yang sangat mengerikan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-An’aam: 122)


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata mengenai tafsiran ayat ini, “Orang itu -yaitu yang berada dalam kegelapan- adalah dulunya mati akibat kebodohan yang meliputi hatinya, maka Allah menghidupkannya kembali dengan ilmu dan Allah berikan cahaya keimanan yang dengan itu dia bisa berjalan di tengah-tengah orang banyak.” (al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 35)

Orang-orang yang beriman, mendapat anugerah bimbingan dari Allah untuk keluar dari kegelapan menuju cahaya. Adapun orang-orang kafir yang jelas-jelas menentang ayat-ayat-Nya dan berpaling dari petunjuk Rabbnya, maka ‘pembimbing’ mereka adalah thoghut, yang justru mengeluarkan mereka dari cahaya menuju gelap gulita. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya, adapun orang-orang kafir itu penolong mereka adalah thoghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan-kegelapan.” (QS. al-Baqarah: 257)

Begitu pula orang-orang munafik, yang sengaja meninggalkan kebenaran dan mencampakkannya, maka Allah ta’ala membiarkan mereka berjalan di atas kegelapan yang mereka pilih atas kehendak hawa nafsunya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Perumpamaan mereka -orang munafik- seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.” (QS. al-Baqarah: 17-18)

al-Hafizh Ibnu Katsir menukil riwayat dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengenai tafsiran dari ayat ini. Beliau berkata, “Ini adalah sifat orang-orang munafik. Dahulu mereka beriman sehingga iman itu menyinari hati mereka sebagaimana api yang menyinari orang-orang yang menyalakan api. Kemudian mereka justru kufur maka Allah pun menghilangkan cahaya yang menyinari mereka dan mencabutnya sebagaimana lenyapnya cahaya dari api tersebut sehingga Allah membiarkan mereka berada dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” (Tafsir al-Qur’an al-Azhim [1/67])

Cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya menuju keselamatan adalah cahaya al-Qur’an dan cahaya iman. Yang keduanya telah dipadukan oleh Allah ta’ala di dalam firman-Nya (yang artinya), “Dahulu kamu -Muhammad- tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami jadikan hal itu sebagai cahaya yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “…Dan sesungguhnya kedua hal itu -yaitu al-Qur’an dan iman- merupakan sumber segala kebaikan di dunia dan di akherat. Ilmu tentang keduanya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Bahkan pada hakekatnya tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya selain ilmu tentang keduanya.” (al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 38)

Oleh sebab itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan antara kemuliaan dan kejayaan suatu kaum dengan komitmen mereka terhadap ajaran al-Qur’an. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat sebagian kaum dengan sebab Kitab ini, dan akan menghinakan sebagian yang lain dengan sebab Kitab ini pula.” (HR. Muslim)

Sebagaimana Allah ta’ala menjadikan iman dan ilmu sebagai sebab pengangkatan derajat sebagian dari hamba-hamba-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah akan mengangkat kedudukan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu beberapa derajat.” (QS. al-Mujadilah: 11)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengaitkan antara kebaikan seseorang dengan kepahamannya terhadap al-Qur’an dan komitmennya untuk mendakwahkannya. Beliau bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Dengan bahasa lain, kepahaman terhadap agama itulah yang akan menggiring manusia menuju kesuksesan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka niscaya akan dipahamkan dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di sisi lain, Allah ta’ala juga mengaitkan antara kekuatan iman yang ada dalam hati seseorang dengan perhatiannya yang serius terhadap kandungan ayat-ayat al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka…” (QS. al-Anfaal: 2)

Sementara, kaum Khawarij -meskipun mereka pandai membaca al-Qur’an- namun dicela oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -bahkan disebut sebagai Syarrul khalqi wal khaliqah/sejelek-jelek manusia- akibat bacaan mereka tidak diiringi dengan kepahaman hati dan tidak bisa memetik pelajaran yang semestinya dari apa yang mereka baca -sebagaimana yang dipahami oleh para sahabat/salafus shalih-. Beliau bersabda, “Mereka itu -yaitu Khawarij- pandai membaca al-Qur’an namun tidak melampaui pangkal tenggorokan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim). an-Nawawi rahimahullah mengutip salah satu penafsiran hadits ini bahwa maksudnya adalah, “…Maknanya hati mereka tidak memahaminya dan mereka tidak bisa mengambil pelajaran dari apa yang mereka baca…” (Syarh Muslim [4/349])
Dari sinilah, kita dapat menarik pelajaran bahwa untuk membebaskan diri dari kegelapan seorang hamba harus senantiasa meminta pertolongan kepada Allah, karena hanya Allah yang mampu untuk menghidupkan hati yang telah mati dan gersang menjadi hati yang hidup dan subur dengan keimanan. Sementara harapan itu tidak akan terwujud kecuali dengan cara mentadabburi al-Qur’an dan memahaminya sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya. Betapa indah ucapan al-Imam Nashir as-Sunnah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i rahimahullah sebagaimana dinukil oleh Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah dalam Lum’at al-I’tiqad-nya, “Aku beriman kepada Allah dan segala yang datang dari Allah sesuai dengan keinginan Allah. Dan aku beriman kepada Rasulullah dan segala yang datang dari Rasulullah sesuai dengan keinginan Rasulullah.” 

Dan hal itu tidak akan terwujud dengan sempurna kecuali jika dilandaskan pada kepasrahan total terhadap dalil-dalil syari’at yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga tidak ada jalan keluar dari kegelapan yang meliputi langit kehidupan kita kecuali dengan kembali kepada al-Kitab dan as-Sunnah dengan pemahaman para salafus shalih.

 sumber : http://abumushlih.com/
♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..

Kamis, 02 Juni 2011

jogja dalam sehari

tanggal 31 mei 2011, selasa siang, pukul 1, aku dan bapak pergi ke terminal bus. kami ke terminal naik angkota. dan kami berangkat ke jogja pukul 13.00 WIB. pemandangan di sepanjang perjalanan sungguh indah. sawah terbentang luas, kehidupan masyarakat indonesia yang sederhana, dan berbagai pemandangan yang lain. selama perjalanan ke jogja, aku melihat-lihat pemandangan diluar bus melalui kaca bus. terkadang aku juga tidur karena sudah mulai mengantuk dan bosan. aku juga ditemani sms-sms dari sahabat dan temanku. perjalanan dari Madiun ke Jogja sekitar 5 jam. berbagai pengalaman aku alami di dalm bus Mira, ada pengamen, penjual makanan-minuman-barang2 lain, dan dua kali bus kami hampir mengalami musibah (dua kali dari arah berlawanan ada bus yang melaju kencang-hampir menyentuh bus kami-).

sekitar pukul 6 malam, aku sampai di terminal jogja dan kami turun disana. setelah turun dari bus, kami langsung diberondong oleh orang-orang yang menawarkan jasa. sebenarnya aku tidak nyaman dengan perlakuan itu. tapi mau bagaimana lagi. begitulah kehidupan di terminal. apalagi menjelang malam hari, kehidupan di terminal lebih keras. alhamdulillah akmi berhasil menghindar dari mereka. kami menuju ke mushola di terminal itu. setelah ke kamar kecil, bapak sholat dulu dan aku menunggu diluar sambil menjaga barang bawaan kami. setelah selesai sholat, bapak menelpon keponakannya. dan ternyata dia baru mandi. kami harus menunggu jemputan lebih lama. alhamdulillah dia mandinya tidak lama dan segera menjemput kami. namun ya tidak mudah untuk bertemu di terminal. tapi alhamdulillah kami dibantu Alloh. kami segera menemukannya setelah sempat mencari di terminal. kami segera menuju kontrakannya. aku kesana bersama sepupuku dan bapak dengan teman sepupuku.

ternyata, sepupuku itu baik sekali orangnya. di depan kami dia terlihat santun. aku benar-benar bisa merasakan sebagai adiknya. rasanya dia benar-benar kakak kandungku. dia memperlakukanku seperti adiknya sendiri. tenang rasanya bersama dia....

keesokan harinya, kami berangkat ke UNY untuk melakukan verifikasi. kami diantar sepupuku dan temannya yang kemarin. setelah tiba disana, aku menunggu teman yang belum pernah aku temui sebelumnya. aku baru mengenal dia melalui sms. dan alhamdulillah alloh membantuku lagi. tidak sulit bagi kami untuk saling menemukan. setelah berkenalan dengan dia dan kakak kelasnya, kami menuju ke auditorium. ternyata disana pengambilan formulir dibedakan sesuai fakultas masing-masing. berhubung temanku itu di FISE (fakultas ilmu sosial dan ekonomi) yang dekat dengan pintu masuk, maka kakak kelasnya mengantarku mengambil formulir di fakultasku yang berada diujung sendiri. kakak kelasnya juga baik dan supel orangnya. alhamdulillah sekali aku selalu dibantuNya. sungguh karuniaNya yang sangat besar...
♥ THANKS FOR READING. DON'T FORGET TO COMMENT .. ♥

Read More..